Y0eWGYxzpXyCEdgWdcCCd1ut8uzRgXO9EmGhgceU

Lika-Liku Hubungan PKS-Demokrat


Lika-Liku Hubungan PKS-Demokrat

Oleh : Rio Friyadi

(Member SBLF Riset dan Konsultan)

Pertemuan PKS dan Demokrat pada Kamis (22/4) lalu sarat akan berbagai makna. Mulai dari kesamaan sikap berada diluar pemerintahan hingga munculnya opsi koalisi untuk menghadapi Pilpres 2024.

Kunjungan dari PKS sendiri dinilai sangat tepat, pertama berlangsung di bulan Ramadhan yang sangat dianjurkan untuk saling bersilaturahmi. Kedua kunjungan dari PKS ini bisa menjadi dukungan moril dari PKS kepada kepengurusan AHY sebagai Ketua Umum yang sedang dilanda masalah internal dipartainya.

Dalam konferensi pers yang digelar usai pertemuan, AHY juga mengucapkan terima kasih atas dukungan moril PKS terhadap kengurusan yang dipimpin AHY. 

Seperti diketahui tokoh-tokoh PKS seperti Mardani Ali Sera, Hidayat Nur Wahid dan sederet tokoh lainnya ikut bersuara di media dalam menyorot kasus yang dialami oleh Partai Demokrat yang pada akhirnya keluarlah keputusan Kemekumham yang mengesahkan kepengurusan AHY dan membatalkan hasil KLB Deli Serdang.

Pertemuan ini semakin menguatkan hubungan antar kedua partai yang mengalami pasang surut dari dinamika politik yang terjadi di Indonesia. PKS dan Demokrat pada dasarnya merupakan partai yang seumuran yang lahir pada awal tahun 2000-an. Hanya bedanya PKS telah terlebih dahulu lahir dengan PK nya hingga berubah menjadi PKS pada tahun 2002.

Hubungan PKS dan Demokrat berawal dari Pilpres 2004. PKS pada awalnya mendukung Amin Rais – Siswono yang pada putaran pertama kalah, kemudian PKS mengalihkan dukungan kepada SBY-JK. PKS mulai membangun koalisi dan Demokrat hingga mengantarkan SBY menjadi Presiden.

Sejak 2004 hingga awal 2013 PKS dan Demokrat terlihat mesra baik di eksekutif maupun legislatif.SBY mempercayakan dua orang kader PKS menjadi menteri pada KIB jilid 1 yaitu Anton Apriyantono sebagai Menteri Pertanian  dan Muhammad Yusuf Asy’ari sebagai Menteri Perumahan Rakyat. 

Kemudian pada KIB jilid 2 sebanyak empat kader PKS dipercaya jadi menteri yaitu Tifatul Sembiring sebagai Menkominfo, HAbib Salim Segaf Aljufri sebagai Mensos, Suswono sebagai Mentan, dan Suharna Surapranata sebagai Menteri Riset dan Teknologi. 

Dari keenam menteri tersebut hanya Suharna Pranata direshufle oleh SBY yang hanya menjalankan tugas sebagai menteri selama dua tahun, selebihnya menjalankan tugas sebagai menteri selama lima tahun.

Hubungan PKS dan Demokrat mulai retak saat diakhir kepemimpinan SBY sebagai Presiden. Dimulai dari tahun 2012 hingga 2013 PKS menolak kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM bersubsidi. Paling anyar, PKS sampai mengerahkan kadernya untuk berdemo di Bundaran HI kala itu. Sebuah sikap yang jarang terjadi, mengingat PKS berada dalam kabinet.

Pada periode 2014-2019 hubungan PKS dan Demokrat tidak terlalu terlihat. Kedua belah pihak tidak menampilkan sikap berlawanan dan jarang pula memiliki sikap politik yang sama. PKS yang mesra dengan Gerindra memilih sikap opisisi sedangkan Demokrat lebih memilih sikap netral.

Barulah pada tahun 2019 PKS dan Demokrat dalm gerbong yang sama dalam mendukung Prabowo-Sandi pada Pilpres. Nostalgia Pilpres 2004 dan 2009 pun terulang, namun dukungan PKS dan Demokrat tidak berhasil mengantarkan Prabowo-Sandi menjadi Presiden dan wakil Presiden RI.

Pasca Pilpres, baik PKS maupun Demokrat memilih sikap oposisi. Namun, sikap oposisi yang ditunjukkan oleh PKS dan Demokrat terlihat belum terlalu seirama. Silaturahmi kedua partai ini yang berlangsung kemaren bisa membuat mereka solid dalam menampilkan seluruh sikap-sikap politiknya. 

Kalau dulu mereka solid menjadi koalisi sebagai penguasa, maka mulai bisa jadi partai berlogo sabit kembar dan mercy ini akan menunjukkan kesolidan yang sama sebagai oposisi.

Related Posts
Rio Friyadi
Suka mimpi jadi presiden

Related Posts

Masukkan kode iklan matched content di sini.

Post a Comment