Y0eWGYxzpXyCEdgWdcCCd1ut8uzRgXO9EmGhgceU

#StopAsianHate !!! Pemerintah Amerika Serikat Harus Segera Ambil Tindakan


Belakangan ini tagar #StopAsianHate semakin menyebar dan bahkan telah menjadi trending topic diberbagai Negara. Hal ini disebabkan karena makin meningkatnya diskriminasi yang terjadi terhadap warga Asia di Amerika Serikat.

Sebelumnya, Beberapa waktu yang lalu telah terjadi aksi penembakan di Atlanta, Amerika Serikat pada pekan lalu. serangan penembakan tersebut terjadi pada tiga spa di Atlanta pekan. Dimana terdapat enam dari 8 korban tewas merupakan wanita Asia yang bekerja di panti pijat. Pelakunya adalah Robert Aaron Long (21), pemuda religius yang kecanduan seks.

Hal tersebut telah membukakan mata dunia tentang  betapa tingginya tingkat kebencian serta rasisme yang dialami oleh komunitas Asia di negara itu.

Berdasarkan Stop AAPI Hate yang merupakan sebuah organisasi yang melacak berbagai insiden kebencian dan diskriminasi terhadap orang Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik, Stop AAPI Hate setidaknya mencatat adanya 500 insiden diskriminasi yang terhitung hanya pada dua bulan pertama tahun ini. Dan jika dilihat pada setahun terakhir, dari bulan Maret 2020 hingga Februari 2021, angkanya telah mencapai 3.795 laporan.

Dari laporan tersebut Mayoritas mencatat 68% tindak pelecehan verbal. Sementara 11% merupakan terhadap serangan fisik. seorang wanita bahkan dilaporkan menerima dua kali serangan bernada rasial dalam satu hari. Studi berbeda dari Pusat Studi Ekstremisme dan Kebencian menyebut, di 16 kota besar kriminalitas terhadap warga Asia naik 149 persen.

Semakin meningkatnya kasus rasisme tersebut tidak terlepas dari penyebaran Covid-19. Mengapa begitu ? Muncul Narasi yang menyebutkan Covid-19 dianggap dilahirkan, dimunculkan dan disebarkan oleh komunitas asia.

Tidak hanya sebuah narasi, Bahkan pernyataan yang pernah dilontarkan oleh Presiden ke-45 AS Donald Trump yang pernah menyebut virus ini sebagai "Virus China" dan "Kung Flu".

Semakin tinggi dan meluasnya aksi rasialisme terhadap Warga ataupu keturunan Asia membuat Pemerintah AS didesak agar segera turun tangan. Beberapa kelompok masyarakat Asia di AS bahkan berharap gerakan #StopAsianHate di media sosial bisa terwujud di kehidupan nyata.

Hal ini karena sudah menjadi memang menjadi kewajiban bagi pemerintah setempat untuk melindungi warga tanpa memandang ras, suku, dan agama.

"Orang Asia-Amerika takut keluar rumah bukan cuma karena penyakit. Mereka takut karena risiko nyata ada saat Anda keluar rumah dan orang menyalahkan Anda karena pandemi terjadi," ucap Presiden Queens College City of New York, Frank Wu.

“Orang seperti itu akan mengejar Anda," sambung dia.

Ronald Lisam yang merupakan seorang warga Asia-Amerika, , memberikan pengakuannya bahwa ia merasakan keselamatan atas dirinya, keluarga dan kerabat sesama Asia di AS semakin hari makin terancam. Apalagi, hingga kini belum ada aksi nyata Pemerintah AS untuk menangani persoalan ini dengan serius.

"Setiap hari saya takut diserang, dirampok, dan dipukul," ucap Lisam.

Hingga saat ini belum ada penyataan resmi mengenai perlindungan warga Asia yang disampaikan oleh Pemerintah AS.

Related Posts

Related Posts

Masukkan kode iklan matched content di sini.

Post a Comment