Y0eWGYxzpXyCEdgWdcCCd1ut8uzRgXO9EmGhgceU

Mengapa Orang-Orang Terdorong untuk Melakukan Bunuh Diri? Dan Cara Menghindari Hal Tersebut Terjadi

 


Selama ini banyak kita lihat kasus-kasus bunuh diri yang di lakukan oleh orang-orang yang memiliki masalah. Banyak sekali yang tidak setuju dan menentang tindakan mengakhiri hidup ini, namun tidak banyak yang memahami  sebenarnya apa hal yang mendorong seseorang untuk mengakhiri hidupnya. Sebelumnya kita ketahui dulu apa itu bunuh diri.

Bunuh diri (bahasa Inggris: suicide, berasal dari kata Latin suicidium, dari sui caedere, "membunuh diri sendiri") adalah sebuah tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri.(Wikipedia) 

Topik tentang bunuh diri dan kematian memang sensitif. Namun, tiap orang berpotensi untuk melakukannya. Orang yang berpikiran untuk bunuh diri biasanya bergelut dengan kesehatan mentalnya. Akan ada masa seseorang berada pada titik terendahnya, baik karena masalah percintaan, karier ataupun kehidupan.

Dilansir National Alliance on Mental Illness, satu dari lima orang berjuang dengan kesehatan mentalnya. Itu berarti, saat kamu memasuki ruangan berisi lima orang termasuk kamu, salah satu di antaranya mengalami gangguan mental. Lantas, apa alasan orang ingin bunuh diri?

Dilansir Healthline, penyebab bunuh diri adalah biopsikososial (gabungan aspek biologis, psikologis dan sosial), lingkungan dan sosiokultural (gabungan aspek sosial dan kultural).(Idn Times).

Fakta bunuh diri

Respon seseorang saat menghadapi masalah berbeda-beda. Ada yang optimis ketika dirinya sedang ditimpa banyak masalah. Ada juga yang pesimis sembari merasa tidak sanggup dan merasa hidupnya tidak berarti lagi. Respon seseorang ini dipengaruhi oleh seberapa kuat mental seseorang menghadapi masalah.

Mental seseorang bisa dibangun dari bagaimana pengalaman seumur hidupnya dijalani. Apabila ia kerap ditimpa masalah dan berhasil melewatinya, ada kemungkinan ia bisa menjadi pribadi yang kuat dan mau berjuang untuk bertahan hidup.

Lalu jika ia merupakan orang yang sering merasakan kegagalan berulang dan merasa putus asa, ini juga bisa menjadi penyebab bunuh diri.

Selain itu, adanya perasaan tak dihargai, membandingkan hidup dengan orang lain, belum lagi tekanan-tekanan sosial seperti bullying, akan membuat orang mengalami stres. Stres yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan seseorang menjadi depresi.

Depresi membawa seseorang pada keinginan bunuh diri. Hal ini bukan lagi hal yang tabu. Pada tahun 2015 dalam laporan penyuluhan Kementerian Sosial Republik Indonesia sudah terdapat 810 kasus bunuh diri di Indonesia.

Faktor Pemicu Seseorang Ingin Bunuh Diri

Bunuh diri dapat memengaruhi siapa saja, namun ada beberapa karakteristik dan kondisi yang meningkatkan risiko tersebut. Akan tetapi, seseorang mungkin lebih cenderung mencoba untuk bunuh diri jika memiliki gangguan mental. Sekitar 90 persen orang yang melakukan bunuh diri mengalami masalah psikologis pada saat kematian mereka.

Berikut adalah beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya bunuh diri, di antaranya:

1.     Gangguan bipolar


Orang yang memiliki gangguan bipolar akan mengalami perubahan mood yang sangat drastis. Yang tadinya merasa sangat gembira dan bersemangat, mendadak bisa berubah menjadi sedih, tidak bersemangat, dan bahkan depresi. Kalangan ini memiliki risiko 20 kali lebih tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri, jika dibandingkan dengan orang normal. Diperkirakan, satu dari tiga orang dengan gangguan bipolar akan mencoba bunuh diri setidaknya satu kali selama hidupnya. Penderita gangguan bipolar yang juga memiliki masalah kecemasan memiliki risiko mencoba bunuh diri yang lebih tinggi.

2.     Depresi berat


Ada berbagai macam penyakit depresi, mulai dari yang berat hingga yang ringan. Ciri-ciri orang yang mengalami depresi berat adalah merasa putus asa, suasana hati yang buruk, merasa lelah, atau kehilangan minat dan motivasi dalam hidup. Ciri-ciri semacam ini dapat memberi dampak buruk bagi kehidupan orang tersebut secara menyeluruh. Pada akhirnya, hal ini dapat memicu mereka untuk lebih mungkin mencoba untuk bunuh diri. JIka dialami oleh ibu atau ayah yang baru saja memiliki bayi, maka kondisi ini disebut depresi postpartum.

3.     Anoreksia nervosa


Menjauhi makanan sebisa mungkin dan selalu berbohong bahwa mereka tidak lapar atau sudah makan, itulah tanda-tanda pengidap anoreksia nervosa. Penderita gangguan makan ini merasa dirinya gemuk, sehingga membuat mereka terus-menerus menurunkan berat badan. Mereka benar-benar mengendalikan dan membatasi apa yang mereka makan. Diperkirakan 1 dari 5 pengidap anoreksia nervosa akan melakukan percobaan bunuh diri setidaknya sekali selama hidupnya. Angka kematian karena bunuh diri cukup tinggi pada pada penderita gangguan makan ini, terlebih pada remaja wanita.

4.     Gangguan Kepribadian Ambang


Gangguan ini disebut juga borderline personality disorder (BPD). Tanda utama seseorang memiliki gangguan kepribadian ambang adalah sering menyakiti diri sendiri. Tanda lainnya adalah emosi yang tidak stabil dan terkadang kesulitan dalam bersosialisasi. Kalangan ini cenderung memiliki riwayat pelecehan seksual pada masa kecilnya dan memiliki risiko lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri. Diperkirakan lebih dari setengah orang-orang dengan gangguan ini akan melakukan percobaan bunuh diri setidaknya sekali selama hidupnya.

5.     Skizofrenia
Sering berhalusinasi, perubahan perilaku atau percaya kepada hal-hal yang tidak benar adalah tanda-tanda orang dengan skizofrenia. Diperkirakan, 1 dari 20 orang dengan skizofrenia akan mencoba untuk bunuh diri.

Selain kondisi mental di atas, faktor lain yang bisa juga memicu seseorang bunuh diri adalah:

a.      Pernah mengalami pelecehan seksual.

b.     Faktor sosial dan ekonomi, seperti: kehilangan pekerjaan atau memiliki hutang.

c.      Memiliki orientasi seksual tertentu seperti gay, lesbian, atau transgender.

d.     Tahanan penjara atau seseorang yang baru bebas dari penjara juga bisa memiliki keinginan untuk bunuh diri.

e.      Menjadi korban bullying.

f.      Kualitas tidur yang buruk dan kurang tidur juga dikaitkan dengan peningkatan risiko bunuh diri pada kelompok lanjut usia. Lansia yang mengalami kurang tidur memiliki peningkatan risiko bunuh diri.

Apa Saja Tanda-tanda dari seseorang akan bunuh diri ?

Ada beberapa tanda yang mungkin diperlihatkan atau ditunjukkan oleh seseorang yang memiliki kenginginan untuk bunuh diri, misalnya:

1.     Sering membicarakan tentang kematian.

2.     Mengutarakan keputusasaannya dalam menjalani hidup seperti berkata, “Buat apa saya hidup di dunia?”

3.     Perilaku menyakiti diri sendiri.

4.     Mengancam ingin bunuh diri seperti berkata, “Jika kau memilih dirinya, saya akan bunuh diri.”

5.     Menyimpan obat-obatan yang bisa disalahgunakan.

6.     Menjadi pemakai narkoba atau pemabuk.

7.     Sering marah secara tiba-tiba.

8.     Sembrono dan terlibat dalam aktivitas yang mempertaruhkan nyawa.

9.     Menarik diri dari orang-orang di sekitarnya.

10.  Sering terlihat merasa cemas.

11.  Mulai membuat surat wasiat.

12.  Berat badan berkurang karena perubahan selera makan.

13.  Kehilangan minat pada banyak hal.

14.  Mengalami kesulitan tidur dan kerap merasa gelisah.

Ketika ada orang terdekat yang menampakkan tanda-tanda tersebut atau mengalami kondisi yang bisa memicu bunuh diri, Anda harus waspada. Sebisa mungkin berikan perhatian ekstra kepadanya, rangkul dia atau ajak dia berkonsultasi dengan dokter. Amati pula gerak-geriknya jangan sampai dia berbuat hal-hal yang bisa membahayakan nyawanya, terutama ketika sedang sendiri.(Alodokter.com)

Bagaimana cara mencegahnya?

Setiap masalah pasti ada solusinya, Seberat apa pun itu, permasalahan juga pasti akan berakhir. Yang perlu Anda lakukan jika Anda atau kerabat Anda mengalami tanda-tanda ingin diri adalah mencari bantuan profesional, kunjungi terapis.

Berkumpul dengan orang-orang yang positif dan suportif. Selalu ingat, bahwa hidup memang sementara, permasalahan Anda pun hanya sementara tanpa harus mengakhiri hidup Anda. Setiap orang di muka bumi ini berharga dan bisa memiliki peran yang baik, dan yang terpenting jangan pernah menyerah.

Jika teman atau saudara Anda mengalami masalah dan putus asa, Anda harus menjadi pendengar yang baik. Coba bujuk untuk pergi ke terapis, tetapi jangan beradu argumen tentang kematian atau bunuh diri. Orang yang sedang memiliki masalah berat, cenderung tidak dapat berpikir rasional. Terus berikan semangat.

Saat orang mengalami depresi, umumnya obat yang dipakai dalam pengobatan adalah obat antidepresan. Anda harus berkonsultasi dulu ke dokter sebelum menggunakannya.(hellosehat.com)

Jadi, Jangan menyerah karena dalam hidup selalu ada yang menyayangimu, jika pun tidak maka dirimu sendiri harus menyayangi hidup yang telah kau perjuangkan selama ini, jadi jangan sia-sia kan perjuanganmu itu dan sayangi dirimu.

Related Posts

Related Posts

Masukkan kode iklan matched content di sini.

Post a Comment