Y0eWGYxzpXyCEdgWdcCCd1ut8uzRgXO9EmGhgceU

Pemerintah Kabupaten Samosir Terlalu Memaksakan Pembukaan Wisata. Kebijakan yang Tidak Bijak?

Oleh: Eko Saputra Sidabutar

Kabupaten Samosir telah resmi memperbolehkan wisatawan nusantara untuk berkunjung ke Samosir sejak tanggal 31 Juli 2020 lalu, dengan alasan menumbuhkan kembali ekonomi masyarakat.

New Normal sendiri adalah tatanan hidup baru dengan menjalankan protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh pemerintah, seperti jaga jarak, mengenakan masker, cuci tangan, hingga penggunaan hand sanitizer.

Sejak pariwisata Kabupaten Samosir dibuka untuk wisatawan nusantara, terlihat dari tanggal 1 - 2 Agustus jalanan sudah ramai dilalui oleh motor dan mobil dibandingkan hari-hari sebelumnya saat Kabupaten Samosir masih ditutup untuk wisatawan luar daerah. 

Begitu juga dengan kendaraan yang sudah mulai mengantri di pelabuhan feri. Hal tersebut sebagai indikator bahwa banyak pengunjung dari luar daerah yang sudah masuk ke Kabupaten Samosir.

Namun sayangnya, penerapan protokol di lapangan tidak sejalan dengan anjuran pemerintah. Terlihat pengunjung banyak yang tidak menggunakan masker dan juga bergerombol dimana-mana.
Pada tanggal 1 Agustus 2020, rombongan pemerintah Kabupaten Samosir terlihat monitoring sejumlah tempat wisata yang ada di Kabupaten Samosir untuk memastikan tempat wisata siap dalam menjalankan protokol kesehatan. 

Namun, beda yang terjadi dilapangan, dimana pengunjung masih banyak yang mengabaikan protokol kesehatan. Pada saat pengecekan di posko kesehatan, memang wisatawan tersebut terlihat menggunakan masker dan perlengkapan penting lainnya, namun setelah pemeriksaan tersebut, banyak wisatawan yang langsung menurunkan masker hingga melepaskan masker tersebut.
Pada awalnya, pemerintah kabarnya memang akan mensyaratkan pengunjung dari luar daerah dengan menyertakan surat keterangan rapid test, namun akhirnya syarat tersebut tidak disertakan dalam daftar persyaratan bagi pengunjung ke Kabupaten Samosir. 

Hal tersebut sangat disayangkan karena Pemerintah Kabupaten Samosir terlihat sangat menyepelekan penyebaran virus corona yang sampai saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan kasus. 

Pemerintah Kabupaten Samosir cenderung terlihat memaksakan dan bahkan tidak siap dengan New Normal atau tatanan hidup normal yang baru.

Bahkan, pemerintah terlihat lepas tangan dan tidak bertanggung jawab atas kebijakan yang telah dijalankan. Tidak adanya kontrol di lapangan oleh pemerintah, jadi alasan dibalik pernyataan itu. 

Harusnya pemerintah menerapkan sistem sanksi seperti denda atau lainnya bagi siapa yang tidak taat protokol kesehatan seperti yang telah ditetapkan oleh daerah-daerah lainnya. Tanpa adanya sanksi bagi pelanggar aturan, aturan tersebut hanyalah omong kosong belaka. 

Sebagai tambahan, dilansir dari okezone.com, Kepala GTPP Covid-19 pada saat itu mengatakan bahwa 85 persen pasien positif Covid-19 adalah Orang Tanpa Gejala (OTG). Ditambah lagi, pernyataan WHO yang mengungkapkan bahwa penyebaran Covid-19 bisa terjadi melalui udara. 

Dengan kenyataan itu, ironis melihat Pemerintah Kabupaten Samosir yang terlihat seperti membuka seluas-luasnya Kabupaten Samosir bagi wisatawan luar daerah, ironis melihat wisatawan yang tidak mengenakan masker, dan ironis dengan Pemerintah Kabupaten Samosir yang terlihat lepas tangan. 

Pemerintah harus siap bertanggung jawab atas kebijakan yang tidak bijak ini. 

Sebagai penutup, saya mengutip pernyataan menarik dari Presiden Ghana, Nano Akufo-Addo yang mengatakan, "KAMI TAHU CARA MENGHIDUPKAN KEMBALI EKONOMI. YANG KAMI TIDAK TAHU ADALAH BAGAIMANA MENGHIDUPKAN KEMBALI ORANG YANG MATI".
Related Posts

Related Posts

Masukkan kode iklan matched content di sini.

Post a Comment