Sistem belajar online menimbulkan sejumlah masalah bagi murid dan orang tua murid. Dari sinyal, kuota, hingga alat penunjang seperti handphone android, menjadi masalah utamanya.
Seperti yang dialami Catur Ferianto, siswa kelas VII MTs Ya Robi asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Catur lebih memilih bekerja sebagai kuli bangunan daripada duduk dan belajar secara daring di rumah.
Catur bukan malas sekolah. Dia bekerja sebagai kuli bangunan demi membeli ponsel android untuk mendukung sistem pembelajaran di sekolahnya.
Tampak keringatnya masih mengucur saat beristirahat dari pekerjaannya itu. Hasil upahnya menjadi kuli bangunan, rencananya akan digunakan untuk membeli handphone android agar tidak meminjam milik saudaranya.
"Selama ini untuk mengerjakan tugas saya selalu meminjam miliknya kakak," tuturnya.
Catur mengatakan, tugas sekolahnya selalu terlambat dikerjakan karena kakaknya yang dipinjami handphone pulang kerja pada pukul 21.00 WIB.
Rumah Catur berada di Desa Karangrejo, Grobogan masih beralaskan lantai dan tembok rumahnya masih bata merah. Atap rumahnya pun banyak bocor ketika hujan.
Suwarsih, orang tua Catur, mengaku tidak mampu membelikan handphone sebagai alat untuk belajar online.