Presiden Joko Widodo mengatakan kalau langkah untuk tidak menerapkan lockdown atau karantina wilayah dalam menekan perkembangan virus corona sudah merupakan pilihan tepat.
Jokowi menyebut, apabila seandainya lockdown dipilih sebagai opsi menghadapi virus corona, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai minus 17.
Sebelumnya banyak pihak yang terus menekan pemerintah agar segera menerapkan lockdowon. Salah satunya Partai Demokrat dan PKS yang kencang menekan pemerintah agar segera menerapkan lockdown.
Namun, Presiden Jokowi lebih memilih opsi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus rantai penyebaran. Menurut Jokowi, pilihan tersebut sudah tepat dan hasilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibanding negara-negara lain.
Data menunjukkan pada kuartal pertama, ekonomi Indonesia sendiri tumbuh diangka 2,97 persen, turun dari kisaran 5 persen.
Pada kuartal kedua, Jokowi sudah menerima prediksi pertumbuhan ekonomi akan berada disekitar angka minus 4,3 persen.
Angka itu masih lebih baik dibandingkam negara-negara lain yang diprediksi oleh Organization for Economic Co-operation anda Development (OECD).
"Terakhir yang saya terima dari OECD, Perancis misalnya di angka minus 17,2 persen, Inggris minus 15,4 persen, Jerman minus 11,2 persen, Amerika (Serikat) minus 9,7 persen," kata Presiden Jokowi.