Belakangan
tagar #BlackLivesMatter menjadi trending topic dunia. Hal ini muncul setelah seseorang bernama George Floyd mendapatkan sikap rasisme dari seorang polisi di
Minneapolis, Amerika Serikat. Pertama kali hal ini diketahui dari sebuah video viral
dimana didalamnya memperlihatkan aksi polisi Minneapolis yang diketauhi
bernama Derek Chauvin menyekap Floyd dengan lututnya. Kepala Floyd diinjak selama
8 menit hingga kehabisan napas. Meskipun sempat dilarikan ke salah satu rumah
sakit, nyawa Floyd tidak dapat diselamatkan dan berakhir dengan meninggal
dunia. Dimana saat itu pihak kepolisian hendak akan menangkapnya lantaran
dugaan Floyd yang terlibat kasus pemalsuan uang.
Floyd
sendiri dikenal dengan pribadi yang baik hati, penyayang dan orang yang peduli
terhadap sesama. Setelah video tersebut viral didunia maya, masyarakat
melakukan demo besar-besaran untuk menuntut keadilan terhadap Floyd. Demonstrasi
yang tejadi berlangsung sangat rusuh dengan berbagai pengerusakan di berbagai
tempat. Mulai dari kantor berita CNN hingga satu buah mobil polisi dilaporkan
terbakar. Hingga saat ini demonstrasi terus terjadi dimana-mana dengan jumlah
demonstran yang sudah melebihi 1.000 orang. Demonstran juga memblokade lalu
lintas dan jala raya antar negara bagian.
Hingga
saat ini demonstrasi terus terjadi diberbagai daerah di Amerika. Hingga gedung
putih tempat Presiden Trump memimpin dan kantor pemerintah ikut menjadi tempat
berkerumunnya para demonstran yang
menuntut keadilan atas kematian Floyd. Namun sangat disayangkan demonstrasi ini
banyak yang diwarnai dengan pengerusakan dan penjarahan diberbagai toko.
Rasisme
terhadap orang berkulit hitam di Amerika sendiri bukanlah hal yang baru. Sudah sama-sama
diketahui telah berabad-abad lamanya orang berkulit hitam sering mendapatkan
ketidakadilan perlakuan. Dari perbedaan hak didalam kehidupan hingga perbedaan
perlakuan dalam mendapatkan hukum. Sejak dulu, orang berkulit hitam dianggap
hanya budak dan hak-hak mereka dibatasi oleh orang berkulit putih yang merasa
yakin, akan kedudukan mereka yang lebih tinggi.
Dalam
hukum pun orang berkulit hitam sering berada sebagai pihak yang dirugikan. Hukuman
mati tanpa pengadilan dari dahulu muncul sebagai taktik baru untuk
mengendalikan kehidupan mereka orang berkulit hitam.
Mengutip
dari suara.com, Pejuang anti-hukuman mati tanpa pengadilan, Ida B. Wells-Barnett
mengungkapkan dalam ‘The Red Record’ bahwa hukuman mati tanpa pengadilan
terhadap orang kulit hitam Amerika tidak hanya direncanakan sebelumnya tapi
juga didukung penuh oleh polisi setempat.
Begitu
banyak kasus Rasisme yang pernah terjadi didunia. Namun, rasisme terhadap orang
berkulit hitam di Amerika adalah kasus yang berlangsung sangat lama. Tidak hanya
sangat sering terjadi tapi juga sering tidak terselesaikan dengan adil.
Besarnya
demo terhadap penuntutan keadilan atas meninggalnya Floyd memunculkan berbagai
dukungan dari berbagai kalangan. Dari Artis, penyanyi, youtuber dan masyarakat
berbagai belahan dunia lainnya mendukung gerakan untuk menuntut keadilan
terhadap Floyd dan penghentian terhadap berbagai rasisme, tidak hanya di
Amerika namun juga untuk diseluruh dunia.