Seruan.id – Peringatan Hari TB Sedunia pada tahun 2021 yang jatuh pada 24 Maret ini dinilai memiliki masalah yang cukup mengkhawatirkan. Pasalnya kasus TBC yang terlapor dimasa pandemi cenderung turun dari tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan penyakit TBC dinilai memiliki kemiripan dengan gejala Covid-19 dan sulit dibedakan.
Dilansir dari detikhealth diketahui
bahwa angka temuan kasus TBC pada tahun 2020 turun sebesar 100% dari tahun
sebelumnya. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular Langsung (P3ML) Kementerian Kesehatan dr. Siti NadiaTarmizi.
"2018 - 2019
Sudah 64 persen kasus terestimasi yang ditemukan. Pada 2020 malah kebalikannya,
hanya 30 persen yang kita temukan, yang bisa dilaporkan. Ini menjadi alarm
untuk kita di 2021" ujarnya.
Dokter Nadia
mengungkapkan memang terdapat kendala dalam ketersediaan tenaga pelacakan kasus
TBC karena tersedot cukup banyak untuk penanganan Covid-19. Disamping itu
beliau juga tidak bisa memungkiri, selain kendala pelacakan, banyak masyarakat
yang masih kurang peduli dengan penyakit TBC ini.
"Kalau kita
menunggu pasien TBC yang punya gejala batuk, demam, serta keringat pada malam
hari itu kita tindakan bisa mencapai angka yang ditargetkan. Dengan
gejala-gejala ini masyarakat merasa ini penyakit yang biasa-biasa saja, yang
nanti sembuh sendiri," imbuh dr Nadia.
Dokter Nadia juga mengungkapkan bahwa sebelum pandemi Kementerian Kesehatan aktif bekerjasama dengan berbagai organisasi kemasyarakatan untuk mendeteksi gejala TBC. Namun karena pandemic sehingga terjadi pembatasan gerak serperti yang biasa dilakukan. Dokter Nadia berharap kesadaran masyarakat terhadap gejala Tuberkolosis ini sangat penting dalam pengentasan kasus TBC di Indonesia. (Rio)