Y0eWGYxzpXyCEdgWdcCCd1ut8uzRgXO9EmGhgceU

Tingkat Kesopanan Netizen +62 Paling Brobrok se-Asia Tenggara bahkan Dunia?

 

Ilustrasi by: The News Internasional

Tingkat Kesopanan Netizen +62 Paling Brobrok se-Asia Tenggara bahkan Dunia?

Seruan.id - Dalam riset terbaru yang dilakukan oleh Microsoft mengenai Digital Civility Index (DCI) atau lebih spesfifiknya mengenai ukuran tingkat kesopanan pengguna internet di seluruh dunia saat berkomunikasi di dunia maya atau sosial media, lagi-lagi Indonesia muncul sebagai jawaranya.

Dalam daftar yang telah dirilis tersebut, netizen Indonesia atau yang lebih akrab disapa netizen +62 menempati urutan teratas sebagai netizen paling tidak sopan di dunia maya pada kawasan Asia Tenggara.

Jika dilihat dari rilis sebelumnya, tingkat kesopanan netizen Indonesia mengalami penurunan sebanyak delapan poin dari yang sebelumnya menjadi angka 76.

Sedangkan negara dengan warganet paling sopan di Asia Tenggara berhasil diduduki oleh negara tetangga, yakni Singapura dengan total point 59. Hal itu juga mengantarkan Singapura menduduki negara dengan netizen paling sopan urutan ke empat di dunia.

Disusul oleh Malaysia di urutan kedua dengan total poin 63 dan Filipina dengan total poin sebanyak 66. Thailand berada di posisi keempat dengan poin 69 dan disusul oleh Vietnam dengan total poin 72 berbeda 4 poin dari Indonesia.

Berdasarkan statistik, kemunduran tingkat kesopanan warganet Indonesia ini berasal dari pengguna usia dewasa dengan persentase 68 persen. Sebaliknya, usia remaja disebut tidak berkontribusi dalam mundurnya tingkat kesopanan dunia maya di Indoneia pada tahun 2020.


Apa Saja yang Membuat Netizen +62 semakin Bobrok?


Hoaks dan Penipuan

Hoaks dan Penipuan menjadi faktor paling utama dalam hal kebobrokan netizen +62, dimana pada tahun 2020 naik 13 poin ke angka 47 persen.


Ujaran Kebencian

Faktor yang satu ini juga masih sangat tinggi di kalangan netizen +62, dimana pada tahun 2020 naik sebanyak 5 poin menjadi 27 persen.


Diskriminasi

Faktor terakhir adalah diskriminasi, pada tahun 2020 faktor diskriminasi menjadi 13 persen. Jika dilihat dari data sebelumnya, faktor diskriminasi sudah mengalami penurunan sebanyak 2 poin dibanding tahun sebelumnya.

Related Posts
@sevencorner
Estoy hablando por escrito! Mulutku bungkam, jemariku bicara!

Related Posts

Masukkan kode iklan matched content di sini.

Post a Comment