Y0eWGYxzpXyCEdgWdcCCd1ut8uzRgXO9EmGhgceU

Nyaris Punah, Harimau Sumatera Betina Ditemukan Mati Keracunan

Seekor Harimau Sumatera ( Panthera Tigris Sumatrae) betina yang diperkirakan berusia dua hingga tiga tahun ditemukan mati keracunan  di sekitar perkebunan masyarakat di Desa Kapa Seusak, Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan pada Senin, (29/06/2020)sekira pukul 06.35 WIB.

Padahal diketahui, Harimau Sumatera sendiri merupakan Satwa yang dilindungi oleh undang-undang dan termasuk ke dalam satwa dengan spesies terancam  dan sudah berisiko tinggi punah. Namun masih ada saja masyarakat yang tega membunuh dan memburu hewan khas Hutan Sumatera tersebut.

Mengetahui kejadian ini, Balai Konservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA) Aceh pun langsung mengambil tindakan dengan menggandeng kepolisian untuk menyelidiki kematian harimau betina tersebut.

Agus Arianto, selaku Kepala BKSDA Aceh mengatakan dari hasil nekropsi (pemeriksaan kematian) satwa dilindungi tersebut diduga kuat sengaja diracuni oleh oknum tidak bertanggungjawab pada Rabu, (01/07/2020) di Banda Aceh.

Penyelidikan ini untuk mengetahui harimau sumatera tersebut diracuni karena unsur kesengajaan atau tidak. Jika ada unsur kesengajaan, tentu ada pihak yang terlibat,” kata Agus Arianto saat ditanyai awak media.

Saat ditemukan, kondisi bangkai harimau sudah mengalami kebusukan. Ada pendarahan dari lubang hidung dan bulu sudah gampang rontok, jaringan bawah kulit sebagian memar.

Di bagian perut juga ditemukan luka yang diduga diakibatkan oleh kawat. Sebagian lidah mengalami sianosis (kondisi tampak berwarna kebiruan karena kurangnya oksigen dalam darah). Saluran pencernaan dan lambung mengalami pendarahan.

Ada ditemukan zat yang diduga racun insektisida pada kulit kambing yang sebelumnya dimangsa oleh harimau tersebut. Hasil nekropsi disimpulkan bahwa kematian harimau diduga karena keracunan,” tambah Agus Arianto.

Agus Arianto juga mengatakan bahwa tim nekropsi telah mengambil sampel seperti; hati, jantung, serta organ vital harimau tersebut, termasuk isi lambung dan kulit kambing yang diduga dilumuri racun untuk diperiksa lebih lanjut di lab pemeriksaan.

Tujuan pemeriksaan laboratorium untuk lebih memastikan penyebab kematian harimau sumatera ini” terang Agus Arianto.

Tidak hanya menyelidiki kasus kematian harimau sumatera tersebut, Agus Arianto juga turut mengajak masyarakat setempat untuk menjaga habitat asli harimau sumatera dengan tidak melakukan penebangan hutan dan tidak memburu harimau yang sudah di ambang kepunahan ini.

Kami juga mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian harimau sumatera dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitat alami. Serta tidak memasang jerat ataupun racun yang dapat menyebabkan kematian satwa yang dilindungi oleh undang-undang tersebut” tegas Agus Arianto.

Related Posts
@sevencorner
Estoy hablando por escrito! Mulutku bungkam, jemariku bicara!

Related Posts

Masukkan kode iklan matched content di sini.

Post a Comment