Stereotip merupakan penilaian terhadap seseorang atau
sekelompok hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang atau
kelompok tersebut dikategorikan (wikipedia), sedangkan berdasarkan KBBI kata
stereotip sendiri diartikan sebagai konsepsi mengenai sifat suatu golongan
berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.
Nah, oleh karena itu penulis bermaksud ingin membahas stereotip
terhadap semua suku yang ada di Indonesia dari berbagai sudut pandang untuk
menambah wawasan sobat-sobat pembaca setia Seruan.id.
Untuk kesempatan kali ini penulis akan terlebih dahulu
membahas stereotip terhadap suku Batak di Indonesia berdasarkan sudut pandang
masyarakat Indonesia sendiri.
Untuk bisa mengikuti atau membaca stereotip terhadap suku
lain yang akan penulis bahas kedepannya atau suku anda sendiri silahkan ikuti
kami dengan subscribe halaman ini dan ikuti juga kami di media sosial anda (Instagram:
@seruan.id, Facebook: seruan.id) untuk mendapatkan update terbaru
dari kami setiap harinya.
Stereotip terhadap Suku Batak di Mata Masyarakat Indonesia:
Seperti kita ketahui Suku Batak merupakan salah satu suku
dengan populasi tersebesar di Indonesia setelah Jawa, Sunda, dan Melayu. Hal itu membuat Suku Batak banyak dikenal
oleh masyarakat umum di Indonesia.
Pada umumnya Suku Batak kebanyakan tinggal dan menetap di
daerah asal mereka yaitu Sumatera Utara. Namun belakangan ini Suku Batak sudah
mulai menyebar ke seluruh penjuru Indonesia mulai dari kota-kota kecil hingga
kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan semua kota-kota besar di
Indonesia.
Hal itulah yang membuat Suku Batak semakin dikenal dan
dikenal oleh semua masyarakat umum Indonesia sehingga melahirkan stereotip
beragam yang memberi kesan positif dan juga kesan negatif bagi Suku Batak
sendiri.
Nah seperti apakah stereotip masyarakat Indonesia terhadap
suku Batak, mari kita bahas satu persatu:
Orang Batak Pandai Bernyanyi dan Bermain Musik
Pandangan ini sudah sejak lama sekali digambarkan terhadap
orang Batak. Bukan Tanpa alasan hal ini memang terbukti dari prestasi-prestasi
orang Batak di panggung musik tanah air.
Mulai dari ajang kecil hingga ajang paling besar di
Indonesia seperti Indonesian Idol. Dimana dari tahun-ketahun setiap ajang ini
dimulai pasti para pesertanya rata-rata orang Batak dengan suara emas mereka.
Sebagai fakta pendukung berikut daftar orang Batak yang
pernah menjuarai ajang pencarian Bakat Indonesian Idol:
Joy Tobing – Juara 1 Indonesian Idol season I
Judika Sihotang – Runner up Indonesian Idol season II
Firman Siagian – Juara ke 3 Indonesian Idol season II
Ray Tambunan – Juara ke 4 Indonesian Idol season VI
Maria simorangkir – Juara 1 Indonesian Idol season XI
Lyodra Ginting – Juara 1 Indonesian Idol season X
Bukan hanya di ajang profesional saja, namun orang Batak
terkenal jago dalam urusan tarik suara karena setiap harinya selalu dijumpai
bernyanyi di Lapo.
Orang Batak Pekerja Keras
Stereotip seperti ini bisa dilihat dari semangat orang Batak
saat berada di rantau dan membuktikan bahwa mereka bisa sukses dan nyatanya hal
itu benar adanya. Sebagai contoh bisa kita lihat pengacara-pengacara besar di
Indonesia, seperti Hotman Paris, Ruhut Sitompul, Luhut Binsar Panjaitan dan
masih contoh lainnya yang memberi kesan bahwa orang Batak itu memang pekerja keras.
Orang Batak Kasar dan Gampang Marah
Setelah banyaknya stereotip positif yang hadir ditengah
orang Batak, banyak juga stereotip negatif yang digambarkan terhadap sifat
orang Batak. Banyak orang berpikiran bahwa orang Batak itu kalau bicara nadanya
keras dan suka bicara kasar. Padahal jika didalami lebih, hal itu merupakan
sesuatu yang sudah melekat dalam diri orang Batak.
Hal itu terbentuk oleh tempat tinggal leluhur orang Batak
yang hampir 100% berasal dari pegunungan, jadi jika leluhur orang Batak hendak
berkomunikasi harus saling teriak agar dapat saling mendengar. Hal itulah yang
di wariskan okeh sebagian besar orang Batak hingga saat ini. Berbeda dengan
orang Melayu yang rata-rata tinggal di daerah pesisir sehingga saat berbicara
nadanya halus dan lembut.
Orang Batak Mandiri
Pandangan ini muncul belakangan karena orang Batak sudah
mulai pergi merantau untuk memperbaiki status ekonomi keluarga dan tidak ingin
hanya menetap di kampung halaman saja.
Nah, saat hendak merantau, rata-rata orang Batak berjuang
sendirian tanpa berharap bantuan lebih dari orang lain termasuk orangtua di
kampung. Sebab mereka sadar orangtua mereka di kampung mereka tinggalkan dengan
keadaan ekonomi pas-pasan, dan itulah alasan mereka pergi merantau. Untuk hidup
mandiri bukan untuk berdiri sendiri.
BaTak (Banyak Taktik)
Pandangan ini muncul akibat orang Batak dikenal dengan
kecerdasan dan kelicikan mereka saat hendak melakukan sesuatu. Tanpa taktik,
pekerjaan atau masalah tidak akan selesai.
Dari cerita yang berkembang di tengah masyarakat, istilah
BaTak (Banyak Taktik) juga diberikan kepada orang Batak karena mereka berhasil
menguasai suatu daerah dimana sebelumnya mereka hanyalah penumpang disana.
Awalnya datang sendiri untuk merantau, karena diberi
keleluasaan oleh masyarakat setempat akhirnya memanggil saudara dari kampung
sebelumnya untuk bekerja di sana, kemudian memanggil lagi dan memanggil lagi
hingga akhirnya berkuasa.
Orang Batak Pemakan Babi
Ya, Kehidupan orang Batak dan babi seperti memang tidak bisa
dipisahkan. Bagaimana tidak, dimana pesta adat dilaksanakan disana daging babi
akan disediakan.
Nyatanya memang, sebagian besar orang Batak tidak akan
pernah marah saat diteriaki pemakan daging babi yang bagi agama tertentu itu
haram.
Tapi perlu diketahui juga, tidak semua orang Batak
mengonsumsi daging babi sebab pantangan tertentu. Ada juga aliran kepercayaan
tertentu orang Batak yang tidak mengindahkan daging babi untuk dikomsumsi
seperti aliran Parmalim yang diketahui sebagai aliran kepercayaan asli suku
Batak.
Orang Batak Tukang Copet
Stereotip ini semakin menguak ketika Boris Bokir, salah satu
Komika Indonesia yang diketahui juga merupakan orang Batak membawakan sebuah
materi stand up di salah satu acara
kampus dengan thema “Orang Batak”.
“Hati-hati duduk di dekat orang Batak, karna dompet anda
bisa hilang tiba-tiba” kata Boris dengan maksud becanda saat itu tanpa ada
maksud menjelek-jelekkan sukunya sendiri.
Namun, hal itu sempat dibawa oleh seseorang yang tidak senang dengan ucapan
Boris sebab merasa ucapan Boris menjelekkan orang Batak di depan banyak orang.
Nah beginilah stereotip atau pandangan umum di Indonesia
terhadap orang Batak. Sekali lagi penulis tegaskan, ini hanyalah stereotip
dimana sifatnya hanya persepsi terhadap kelompok tertentu yang tidak bisa
dibuktikan kebenarannya.
Jadi kalau penulis ada kesalahan mohon dimaklumi ya sob.
Silahkan tulis di kolom komentar bagaimana stereotip atau
pandangan sobat setia pembaca Seruan.id terhadap suku Batak dan stereotip terhadap
suku apa yang akan penulis bahas selanjutnya di kolom komentar ya sob!