Y0eWGYxzpXyCEdgWdcCCd1ut8uzRgXO9EmGhgceU

Sejarah Kelam Kota Romawi Kuno Pompeii




 Pernahkah kalian sebelumnya mendengar kota Pompeii ? 

Beberapa waktu sebelumnya kota Pompeii ini sempat sangat jadi perbincangan setelah ditemukan. Bukan hanya karena telah ditemukan kembali kota kuno Romawi yang telah lama hilang, sejarah dan cerita yang dibawa oleh kota inilah yang membuatnya menjadi banyak perbincangan. Yuk mari di kulik bersama.

Letak kota Pompeii sendiri ada pada koordinat 40°45′00″N 14°29′10″E, sebelah tenggara kota Napoli, dekat dengan kota modern Pompei saat ini. Kota ini berdiri di lokasi yang terbentuk dari aliran lava ke arah utara di hilir Sungai Sarno (zaman dulu bernama "Sarnus"). Saat ini daratan ini agak jauh letaknya di daratan, tetapi dahulu merupakan daerah yang dekat dengan pantai. 

Kota Pompeii didirikan sekitar abad ke-6 SM oleh orang-orang Osci atau Oscan, yaitu suatu kelompok masyarakat di Italia tengah. Saat itu, kota ini sudah digunakan sebagai pelabuhan yang aman oleh para pelaut Yunani dan Fenisia.

Sejarah mencatat pada 24 Agustus tahun 79, Gunung Vesuvius meletus dahsyat. Awan panas, batuan dan abu membara menghujam dua kota di sekitar gunung Vesuvius, Pompeii dan Herculaneum. Lapisan debu tebal menutupi dua buah kota yang lokasinya dekat dengan kaki gunung Vesuvius, sehingga kedua kota ini menjadi hilang dan terlupakan.(Wikipedia)

Kota Pompei sendiri diyakini sebagai kota maksiat yang terkena azab berupa letusan Gunung Vesuvius hingga akhirnya lenyap terkubur selama 1.700 tahun. Reruntuhan kota ini akhirnya ditemukan di Kota Naples, Italia setelah para ahli arkeolog melakukan penggalian dan penelitian.

Bencana yang menimpa Pompeii diartikan dalam bermacam makna. Pompeii jadi situs sejarah bernilai tinggi bagi peneliti Romawi. Sayangnya, Pompeii memiliki citra negatif dalam sejarah manusia. Layaknya cara pikir bahwa bencana selalu merupakan azab langit atas perilaku manusia yang tamak dan ugal-ugalan, Pompeii pun punya cap buruk sendiri: kota yang dikutuk karena perzinaan.
 
Bagi orang Romawi, Pompeii memang surga. Jika kini kita mengenal Las Vegas yang kerap disebut sebagian orang sebagai kota para pendosa, Kerajaan Romawi Kuno sudah lebih dulu punya Pompeii --surga dunia.
 
Di Pompeii, industri hiburan dan seks berdenyut kencang. Kisah-kisah sensual yang aduhai seronoknya diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi. Fakta, legenda, dan mitos bercampur baur.
 
Dalam tulisan kuno Affairs of the Heart karangan penulis dengan nama pena Lucian, dikisahkan dua orang bernama Charicles dan Callicratidas melakoni perjalanan. Dua orang yang terobsesi terhadap kejantanan itu, di tengah jalan mendapati sebuah taman mewah. Keduanya menyusuri taman indah itu, hingga akhirnya langkah mereka terhenti oleh sebuah patung.
 
Pose dan aura patung itu amat menggoda, dan suasana begitu syahdu, menggoda iman Charicles dan Callicratidas. Mereka kemudian mulai melakukan tindakan aneh. Mencium dan memegang organ vital patung. Keduanya lantas tinggal semalam dan bersenggama. Persetubuhan tersebut membuat keperjakaan mereka terenggut. Menyesal, Charicles dan Callicratidas memutuskan untuk bunuh diri.
Kisah tersebut adalah cerita rakyat yang menggambarkan Pompeii. Peringatannya cukup jelas: datang ke kota itu dapat menggoda iman siapapun. 
 
Barang-barang temuan di reruntuhan Pompeii menunjukkan bagaimana seks menjadi napas kota itu. Beberapa artefak hasil galian sejak abad ke-18 menunjukkan karya seni Pompeii kerap berbau berahi.
Phallus atau penis ereksi mewujud dalam ragam karya seni, mulai pahatan dinding hingga patung. Bahkan, phallus jadi simbol keberuntungan masyarakat Pompeii.
 
Film dokumenter Sex in the Ancient World: Prostitution in Pompeii garapan Kurt Sayenga pun menunjukkan banyak pahatan phallus di reruntuhan bangunan Pompeii. Belum lagi lukisan sejoli bercinta terpajang vulgar di sana sini. Bahkan, lebih liar lagi, terdapat patung dewa bersenggama dengan kambing.
 
Analisis arkeolog University of Cambridge, Professor Andrew Wallace-Hadrill, menyebutkan bahwa artefak dan bangunan di Pompeii mengindikasikan prinsip masyarakat yang begitu menggandrungi seks.Wallace-Hadrill juga mengatakan, komodifikasi seks adalah sesuatu yang jamak dan menjadi ciri khas Pompeii di antara kota Romawi lain. Hal tersebut misalnya terlihat pada beberapa bangunan yang memiliki ukuran besar dan berisi kamar-kamar kecil dengan jumlah banyak. Kamar-kamar itu disebut cellae meretriciae, dan rumah tersebut secara gamblang disebut rumah bordil. 
 
Rumah bordil paling terkenal adalah Lupanare Grande yang berlokasi tepat di pusat kota Pompeii. Bangunan dua lantai yang dijuluki rumah bordil tertua dalam sejarah dunia ini, pada bagian dalam temboknya dipenuhi gambar pornografi.
 
Dalam catatan arkeolog Profesor Thomas McGinn, prostitusi di Pompeii benar-benar terstruktur rapi. Pompeii memiliki setidaknya 41 rumah bordil komersial yang tersebar di seantero kota. Masing-masing memiliki fasilitas andalan dengan variasi layanan seks, mulai teater bugil, mandi kucing, hingga layanan dansa. Amfiteater Pompeii yang megah tak jarang pula menawarkan atraksi tari telanjang.
 
Kenapa industri seks bisa laju di Pompeii? Salah satunya, karena 80 persen penduduk Pompeii berasal dari kalangan menengah ke bawah yang mudah tergiur pada gelimang uang. Pun, para tuan pemilik rumah bordil mendapat dukungan dari seluruh masyaraka.
 
Prostitusi Pompeii tersohor ke seluruh wilayah Roma. Selain memiliki banyak tempat lokalisasi, jasa seks di Pompeii terbilang murah dibanding di wilayah lain Romawi. Jika di kota lain seperti Roma jasa seks bisa mencapai 6 hingga 8 asses (mata uang Romawi), di Pompeii cukup 2 asses. 
 
“Seks adalah mata uang di Romawi kuno,” tulis McGinn.
 
Masyarakat Romawi yang secara umum patriarki, tak begitu menganggap seks sebagai ruang privat. Bagi laki-laki Romawi, melakukan penetrasi seksual adalah bentuk kegagahan yang selalu mereka dambakan.
 
McGinn mengisahkan, ada sebuah situs yang dahulunya merupakan rumah mewah milik golongan kaya. Tak ada ciri fisik bangunan layaknya rumah bordil. Namun ketika menyusuri lebih dalam, terdapat satu ruangan dengan karikatur dan pahatan layaknya rumah bordil.
 
Tempat tersebut ternyata biasa digunakan pemilik rumah untuk pesta seks dengan mengundang pekerja seks komersial atau teman perempuannya.
 
Pada masa jayanya, Pompeii menjelma kota hiburan yang digandrungi di Mediterania. Posisi strategisnya sebagai kota penghubung perdagangan komoditas dan jalur transportasi, membuat banyak orang mampir ke Pompeii untuk bersenang-senang.
 
 
Bila dunia mengenal jargon what happens in Vegas stays in Vegas yang artinya kira-kira “Segala sesuatu yang menyenangkan hanya terjadi di Vegas, dan setelahnya akan menjadi kenangan,” tak berlebihan bila pada masa Romawi Kuno slogan tersebut berbunyi what happens in Pompeii stays in Pompeii.
 
Selanjutnya, abu vulkanik Vesuvius menyapu dan menyekapnya dalam kolam kenangan.(Kumparan.com)
 
Sejarah kelam Kota Pompei banyak dihubung-hubungkan dengan kisah kehancuran yang dialami umat Nabi Luth AS di Kota Sodom. Dijelaskan dalam Quran, umat Nabi Luth AS terkena azab Allah SWT akibat perbuatan maksiat mereka yang melampaui batas. Mereka 'dijungkirbalikkan', dihujani batu belerang panas secara bertubi-tubi, dan mengalami berbagai azab mengerikan lainnya. Hingga akhirnya Kota Sodom musnah terkubur. 
Related Posts

Related Posts

Masukkan kode iklan matched content di sini.

Post a Comment