Seorang remaja malang asal China terpaksa dilarikan ke rumah
sakit akibat main game di komputernya selama 22 jam nonstop. Ia tiba-tiba tidak
dapat menggerakkan tangan kirinya setelah main game selama lockdown sebanyak 22
jam setiap harinya.
Diketahui, remaja laki-laki yang kerap disapa Xiaobin tersebut
baru berusia 15 tahun dan saat ini sedang duduk dibangku sekolah menengah
pertama kelas 9.
Berdasarkan penjelasan dari ibunya, semenjak Februari lalu
anaknya telah dirumahkan oleh sekolah akibat lockdown dan sehari-harinya selalu
mengikuti kelas daring (online).
Sang ibu tidak mengira bahwa anaknya selalu main game karena
ia selalu berada dalam kamar dengan pintu tertutup. Bahkan saat ditanyai oleh
ibunya, putranya selalu menjawab bahwa ia sedang mengikuti kelas daring.
“Dia menutup jendela dan mengunci pintu. Kami tidak tahu apa
yang dia lakukan disana,” ungkap ibunya.
Sang ibu tidak tahu, ternyata anaknya menghabiskan
hari-harinya selama lockdown dengan bermain game di komputer miliknya.
“Saya melihat percakapan onlinenya dengan teman-temannya. Dia
mengatakan tidak cukup istirahat dan tidur paling banyak hanya dua jam dalam
sehari,” tambah sang ibu.
Saat dilarikan ke Rumah Sakit Jiangbin, Provinsi Guanxi,
China. Xiabin didiagnosa menderita stroke otak setelah menjalani CT Scan. Hal itulah
yang membuat ia tidak bisa mengontrol dan menggerakkan tangan kirinya.
Berdasarkan penjelasan dari dokter yang memeriksa, kondisi
tersebut terjadi akibat gaya hidup yang tidak sehat disebabkan banyaknya
begadang dan bermain game di komputer.
“Alasan utamanya adalah pola tidur dan makan yang tidak
teratur akibat tidak berada di sekolah. Orangtua juga terlalu mentoleransi
perilakunya,” tegas dokter spesialis otak tersebut.
“Kurangnya gizi dan istirahat telah menyebabkan berkurangnya
jumlah darah dan oksigen di otaknya dan menyebabkan stroke otak,” tambahnya.
Saat ini, anak remaja tersebut terpaksa harus tinggal di Rumah
Sakit Nanning untuk memperoleh rehabilitasi dan tindakan pemulihan dari dokter
spesialis otak.