Y0eWGYxzpXyCEdgWdcCCd1ut8uzRgXO9EmGhgceU

Covid-19 dan Terinfeksinya Gerakan Mahasiswa

Oleh: Egip Satria Eka Putra, Wakil Sekretaris DPD KNPI Kab. Agam

Dua bulan sudah Indonesia dihadang dan diporak-porandakan oleh pandemi Covid-19 atau yang juga dikenal dengan virus korona. Berdasarkan data yang dipublikasi oleh Kemenkes RI, per 6 Mei 2020 saja kasus positif sudah mencapai 12.438 jiwa, 2.317 jiwa dinyatakan sembuh dan kasus meninggal dunia akibat Covid’19 ini telah mencapai 895 jiwa. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah. Mulai dari mengeluarkan kebijakan social distancing, phscyal distancing hingga penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberbagai daerah di republik ini. Namun, belum ada tanda-tanda pandemi covid’19 ini akan berakhir.

Dampak dari pandemi Covid’19 ini di Indonesia sungguh sangat besar dan nyata dihadapan mata. Perekonomian tercabik-cabik dan kritis, kemiskinan semakin mewabah, pengangguran merajalela hingga barang kebutuhan pokok menjadi langka dan melangit harganya membuat rakyat semakin tercekik dan menderita. Dan yang paling berat terdampak dari krisis pandemi Covid’19 ini adalah  gerakan mahasiswa.

Pada tulisan ini penulis ingin menyoroti kondisi mahasiswa dan gerakannya akhir-akhir ini terutama sejak pandemi ini. Dimana penulis sangat miris melihat mahasiswa dikampus hari ini. Apa gerangan yang terjadi?, sehingga mahasiswa kini tidak nampak lagi batang hidung dan teriakan suara lantangnya yang biasa menghiasi jalanan kota sebagaimana pada hari-hari yang lalu sebelum pandemi ini melanda. Seolah-olah gerakan mahasiswa ikut pula terinfeksi oleh covid’19 ini. Tetapi apakah benarnya seperti itu?. Betapa sangat lucu dan memalukannya jika itu benar-benar terjadi.

Hal yang malah terjadi selama pandemi ini adalah dimana daya kritis mahasiswa terhadap pemrintah perlahan mulai pudar bahkan dikatakan telah hilang. Mahasiswa kini mendadak bungkam dan antipati terhadap kondisi yang ada. Padahal ada begitu banyak fenomena dan isu yang harusnya diperdebatkan. Kini, mahasiswa beserta lembaga “superiornya” yang ada dikampus terkesan sudah tidak ada harga dirinya lagi. Padahal situasi saat ini mestinya dapat dijadikan mahasiswa sebagai sebuah momentum untuk bergerak dan melaksanakan “tugas mulianya”.

Hal yang lucu sekaligus memalukan yang kini tengah banyak digandrungi oleh lembaga-lembaga pergerakan mahasiswa beserta aktivis mahasiswa adalah melaksanakan diskusi online atau seminar online. Hanya itu penulis lihat yang mampu para aktivis mahasiswa dapat lakukan. Hal yang dimana secara substansi pergerakan tidak begitu berharga dan tidak efektif. Hemat penulis program semaca itu tidak berati apa-apa dan hanya membuang-buang tenaga dan waktu  saja. Sia-sia saja. Betapa menyedihkannya!. Penulis tegaskan, sudah hentikan lagi pelaksanaan diskusi-diskusi online begitu. Buatlah sesuatu yang lebih berarti untuk negara dan rakyat Indonesia ini.

Permasalahan dinegeri kita hari ini begitu banyak mengapung kepermukaan. Dimana permasalahan dan isu-isu tersebut butuh respon cepat oleh para mahasiswa. Mulai dari anggaran penanganan virus corona yang ditetapkan oleh pemerintah sebanyak Rp. 405,1 Triliun yang itu sangat harus dibarengi dengan kawalan dan control yang ketat; carut-marutnya pendistribusian bantuan kepada masyarakat korban terdampak pandemi Covid’19; termasuk banyaknya kasus pemberian bantuan yang tidak tepat sasaran,

RUU Cipta Kerja yang kini entah bagaimana nasibnya; begitu juga dengan Perppu yang baru dikeluarkan oleh Presiden Jokowi yakni Perppu No. 1 Tahun 2020 tentang  Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang ternyata banyak  bertentangan dengan Konstitusi dan sarat akan kepentingan golongan tertentu didalamnya; hingga yang tidak kalah pentingnya untuk dikritisi adalah pelaksanaan program pemerintah yakni kartu prakerja yang menghabiskan anggaran hingga Rp. 20 Triliun. 

Betapa tidak masuk akalnya biaya pelatihan menghabiskan dana sebanyak itu. Dan ingat bahwa dana sebanyak itu adalah uang rakyat. Kita tentu tidak terima uang rakyat dihambur-hamburkan begitu saja. Dan masih banyak lagi persoalan negeri ini yang perlu dibahas dan dikritisi dan diberi solusi. Maka disinilah letak peran dari mahasiswa sebagai agent of change dan social control. Mengawal setiap kebijakan pemerintah dan bergerak dengan orientasi utama untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat.

Namun kini yang terjadi adalah seolah-olah mahasiswa menghilang entah kemana. Kini mahasiswa mirip dengan kawanan domba yang digiring sesuai keinginan penguasa. Hanya mampu diam dan meng-amini melihat kondisi yang ada. Mahasiswa kini seperti tidak punya lagi daya apa-apa. Barangkali yang terjadi saat ini adalah dimana mahasiswa asik rebahan di kasur empuk dirumahnya sembari bertamasya dijejering social media, atau sibuk membaca story WA beserta sibuk nonton streaming youtube para vlogger yang hanya menghabiskan kuota  hingga seru-seruan bermain game online yang tidak  ada henti-hentinya. Sungguh kini betapa mirisnya kondisi mahasiswa.

Sudahlah!. Sudahi kini segala kegiatan yang sia-sia. Kini waktunya untuk bangkit wahai kawan-kawan mahasiswa. Tidak ada waktunya kini hanya berdiam diri ditempat saja. Sedang diluar sana keadaan sedang terguncang dan jauh dari rasa aman. Penulis kini hanya mampu memberikan nasehat dan masukan kepada adik-adik mahasiswa. Perbanyaklah bacaan agar bertambahnya pemahaman, banyak membaca berita dan kawallah semua isu-isu yang penulis sebutkan diatas besserta isu-isu  lainnya.

Penulis  dengan ini begitu sangat berharap kepada mahasiswa untuk dapat terjun langsung kelapangan. Awasi pelaksanaan distribusi bantuan dampak corona didesa-desa karena penulis lihat sendiri begitu banyak ketimpangan dan penyelewengan. Banyak ketidakberesan yang terjadi ditingkat bawah dalam pendistribusian bantuan, bantuan yang tidak tepat sasaran hingga penggelapan dan masih banyak lagi. Ikut serta galang dana  dan donasi untuk membantu masyarakat yang tidak berdaya. Mereka butuh uluran tangan kita semua. Sekali lagi kini harapan rakyat tertuju dipundak mahasiswa. 

Selamat bekerja adik-adik mahasiswa.

Hidup Mahasiswa!
Related Posts

Related Posts

Masukkan kode iklan matched content di sini.

1 comment

  1. Tindakan penulis sendiri dalam menyikapi hal yg terjadi di negeri tercinta kita,sejauh ini apa?

    ReplyDelete