Y0eWGYxzpXyCEdgWdcCCd1ut8uzRgXO9EmGhgceU

Di Tengah Pandemi Covid-19, Mahasiswa Bisa Berbuat Apa?

Oleh: Nur Arifah Sari Harahap
(Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas)

Penyebaran virus SARS-CoV- 2 sebagai penyebab pandemi Covid- 19 menjadi kegelisahan dan kekhawatiran banyak Negara, termasuk Indonesia. Terhitung sejak 2 Maret 2020, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengumumkan adanya kasus virus Covid-19 di Indonesia. Berbagai kebijakan dibuat oleh pemerintah demi menekan penyebaran virus tersebut, salah satunya Work From Home (WFH) yang berarti melakukan pekerjaan dari rumah.

Dampak dari pandemi ini tentunya telah menghambat dan merampas gerak bebas masyarakat untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tak ubahnya juga berdampak pada  mahasiswa yang merujuk pada surat edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang pencegahan Covid-19 pada satuan pendidikan, dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 yang mengharuskan mahasiswa melakukan kegiatan pembelajaran online dirumah. 

Namun, apakah dengan mahasiswa dirumahkan oleh kampusnya masing-masing tidak bisa berbuat apa-apa? Apakah mahasiswa hanya berkutat dengan kesibukan menyelesaikan tugas yang diberikan dosen? Apakah mahasiswa fokus menghabiskan marathon film sambil berbaring diatas kasur? Sangat disayangkan, jika mahasiswa yang merupakan agen perubahan dan pengontrolan kehidupan sosial menutup mata dengan dampak yang ditimbulkan oleh pandemi ini. Ada banyak hal di kehidupan masyarakat yang dapat dibantu oleh peranan mahasiswa. 

Terlebih lagi, ditengah kondisi yang sedang tidak normal ini terdapat sebagian orang yang justru memperkeruh suasana dengan informasi yang tidak jelas atau berita hoaks. Hoaks merupakan berita bohong yang dapat merugikan orang lain. Sebab informasi tersebut hanya menilai secara sepihak tanpa mengetahui kebenarannya. Sungguh sangat berbahaya jika informasi yang tidak benar dikonsumsi oleh publik. Berita hoaks yang menyebar hanya akan menciptakan rasa takut dan khawatir yang akan terus menghantui masyarakat. Selain itu masyarakat juga akan mudah menyerap stigma yang tidak baik dari negatif virus corona. Ini adalah problem yang terjadi pada ruang online kita.

Sebagai Agent of Change, menjadi mahasiswa harus cerdas, tidak boleh tergiring opini yang beredar ataupun informasi yang diperbincangkan oleh masyarakat. Mahasiswa juga tidak boleh apatis dalam menganalisis berita. Mengkroscek berita yang diterimanya harus terus ia lakukan. Sangat berbahaya jika mahasiswa malah ikut-ikutan dalam menyebarluaskan berita hoaks. Oleh karena itu mahasiswa harus benar-benar menjadi filter ditengah masyarakat luas. Memberikan informasi yang akurat dan kredibel pada masyarakat dan menjadi garda paling depan masyarakat dalam mencegah maraknya berita hoaks virus corona.

Hal yang juga dapat dilakukan oleh mahasiswa yakni menjadi warga yang kreatif dan pemimpin. Saat pandemi ini, mahasiswa berkesempatan melakukan tindakan pencegahan virus terhadap diri sendiri, keluarga, dan lingkungan tempat tinggalnya. Kaum intelektual seharusnya dapat memberikan contoh yang baik bagaimana setiap individu membentengi diri, bukan malah keluyuran dan nongki disebuah tempat karena merasa suntuk. Apalagi saat ini kebanyakan masyarakat kita melakukan tindakan yang tidak sepatutnya dilakukan. Beberapa pemukiman yang melarang adanya pemakaman bagi para korban Covid-19 dan mirisnya lagi korban yang meninggal tersebut ialah bagian dari tim gugus depan yang gugur karena terjangkit dari pasien yang dirawatnya.

Selain itu, cara yang dapat ditempuh mahasiswa dalam memerangi Covid-19 dengan mengadakan gerakan besar bersama mahasiswa pada suatu universitas atau seluruh Indonesia. Mahasiswa dapat mengajak masyarakat melalui media sosial ataupun website untuk mematuhi protokol kesehatan dan menjaga jarak fisik, bukan malah sibuk untuk menimbun bahan makanan di rumah. Melalui gerakan besar seperti ini, mahasiswa juga dapat melakukan penggalangan donasi yang ditujukan kepada yang membutuhkan di tengah pandemi.

Mahasiswa juga dapat melakukan gerakan sosial dengan terjun langsung menjadi relawan satgas Covid- 19. Berbagai disiplin ilmu yang ditekuni oleh setiap mahasiswa dapat ambil bagian dalam melawan virus satu ini. Terutama bagi mahasiswa semester akhir yang sampai saat ini mungkin masih menunggu kelanjutan jadwal wisuda yang ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Disamping mahasiswa yang disiplin ilmunya yang berkaitan dengan kesehatan, mahasiswa lainnya dapat pula menjadi relawan dengan menyalurkan bantuan logistik makanan bergizi, vitamin, masker dan lain sebagainya. Dengan begitu, segala elemen yang ada saling bahu-membahu untuk menyudahi penyebaran Covid- 19. Kemudian, yang ada hanya cerita bersama yang disimpan sebagai sebuah memori dan Indonesia kembali pulih. 
Related Posts

Related Posts

Masukkan kode iklan matched content di sini.

1 comment